Roma 13:8- Cara menafsir dengan baik

 

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA TABERNAKEL INDONESIA (STTIA)

NAMA                       : SERFIN ANNA LAIA

SEMESTER              : II (dua)

PENGAMPU            : SAMUEL SIRAIT., M.Th.

MATA KULIAH      : HERMENEUTIK

TUGAS                      : MINGGUAN

 

Nast: Roma 13:8

            Orang percaya hendaknya jangan berhutang. Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh meminjam dalam keperluan yang serius (cf. Keluaran 22:25; Mazmur 37:26; Matius 5:42; Lukas 6:35). Tetapi yang dilarang dalam Alkitab ialah berhutang untuk hal-hal yang tidak perlu dan menunjukkan sikap ketidakacuhan dalam membayar kembali hutang itu.

Jadi, yang dimaksud dalam Roma 13:8 berhutang ialah orang yang bodoh suka memperhatikan keperluan yang tidak berguna sehingga ia salah memakai tenaga dan waktunya kedalam hal-hal yang boros dan tidak tepat termasuk uang. Jika kita lihat dari teks awal bahwa pemerintah sebagai patokan bagi semua orang ketika menjalani peraturan yang berlaku disebuah bangsa atau negara, pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka atas mereka yang berbuat jahat. Jadi, sebagai orang yang percaya seharusnya wajib kita membutuhkan dan menegakkan peraturan pemerintah misalnya membayar pajak dan ikuti tata tertib serta UU. Yang lebih kita utamakan Tuhan bukan yang lain.

 Nah, kembali pada Roma 13:8 apakah kita orang percaya boleh berhutang jawabannya ‘Tidak’ sebab orang yang berhutang pasti akan dikusai oleh si pemberi hutang. Kita tidak boleh berhutang kepada siapapun supaya kita benar-benar mengandalkan Allah untuk segala sesuatunya sebab kita harus percaya Allah itu bekerja untuk segala sesuatunya untuk mendatangkan kebaikan bagi kita termasuk kesehatan, kerendahan hati dan emosi kita setiap saatnya. Hutang yang dilarang oleh Alkitab terdapat pada Filipi 4:11-12 ialah berhutang yang didasari ketidakmauan untuk mencukupkan diri dalam segala hal artinya hutang bukan untuk sebuah kebutuhan (Ulangan 15:8) tetapi keinginan dan kenyamanan hidup. Misalnya juga bila seseorang kecelakaan atau sakit penyakit yang sangat parah maka kita boleh berhutang kepada orang lain tetapi yang sesuai kemampuan yang kita miliki karena pada waktu tertentu adasesuatu yang memaksa kita untuk mengeluarkan biaya yang melebihi pendapatan kita. Pengaruh berhutang ini sangat tidak baik dimana kita bisa meninggalkan Tuhan hanya gara-gara hutang dan kehilangan keluarga hanya gara-gara hutang. Jika lebih diarahkan lagi Tuhan juga punya utang yang harus dibayarkan bagi semua orang ialah belas kasihan dan hanya satu utang semua orang ialah mengucap syukur setiap waktu (Amsal 19:17).


Terdapat juga dua pesan dari Roma 13:8 yang disampaikan Paulus ialah

1.      Larangan untuk berhutang

2.      Perintah untuk saling mengasihi.

Pemunculan metafora hutang diteks ini sebaiknya tidak dipandang sebagai larangan mutlak terhadap segala bentuk hutang. Jika kitapun tidak memberitakan Injil kepada orang lain itu akan menjadi utang bagi kita. Orang Kristen berhutang ketaatan kepada Roh Kudus dan kita pun berhutang kepada ketaatan kepada pemerintah dan sekarang kita harus mengajarkan kasih kepada sesama.

Jadi respon kita jika telah berhutang ialah:

1.      a. Berikan jaminan untuk pelunasan hutang

2.      b. Melunasi hutang dengan kerja keras tanpa berhutang kembali

3.      c. Tetap menabung meski harus melunasi hutang

4.     d.  Melunasi hutang secara bertahap

5.      e. Memohon pertolongan Allah dalam melunasi hutang

 

Posting Komentar

0 Komentar